Cari Blog Ini

Senin, 10 Oktober 2011

Laporan Pertanggung Jawaban Panitia Idul Adha DKM Nurul Ihsan

Berikut ini kami sampaikan Laporan Pertanggung Jawaban ( LPJ ) atas Pelaksanaan Kegiatan kepanitian Idul Adha di lingkungan DKM Nurul Ihsan Komplek Riung Bandung Permai, Kota Bandung, Mohon kiranya dapat diterima dan kami sangat berterima kasih atas perhatian dan koreksi kepada kami agar Kepanitian tahun depan dan tahun-tahun berikutnya akan lebih baik dari kepanitian PIDUA 1431H.




















Formulir - formulir Kepanitian

Berikut adalah form - form yang diperlukan untuk kegiatan Panitia Idul Qurban Nurul Ihsan ( PIDUA Nurul Ihsan )
Form B ( Kwitansi )

Form D ( Form Berita Acara Penyembelihan Hewan Qurban )

Form E ( Formulir Tanda terima Mudhohi  hak 1/3 bagian )
Form A1. ( Formulir Pemesanan / titipan Hewan Qurban )
Form A2 ( Formulir tanda terima titipan hewan Qurban )

Foto kegiatan PIDUA 1431H













Minggu, 09 Oktober 2011

TIPS MEMBELI HEWAN QURBAN

TIPS MEMBELI HEWAN  QURBAN

Oleh : PIDUA Nurul Ihsan

Menjelang   "iedul qurban"  tampak di pinggir-pinggir jalan di setiap kota orang mulai menjajakan ternak domba, kambing dan sapi sebagai hewan Qurban. Beberapa Tips dibawah ini dapat digunakan, agar hewan yang kita beli sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW   yaitu antara lain harus memenuhi  beberapa kriteria pokok kesempurnaan; ternak dalam keadaan cukup umur, sehat (tidak cacat) dan jantan. Selain itu, daging yang dihasilkan pun, jumlahnya sesuai harapan kita untuk dibagikan kepada para mustahik yang berhak.

I . Memilih ternak

Memilih ternak yang cukup umur, sehat (tidak cacat) dan jantan kriteria cukup umur  untuk kambing dan domba rata-rata umur dewasa tubuhnya sekitar 12 - 18 bulan , sedangkan untuk sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.  Beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengetahui umur ternak adalah sebagai berikut :

  1. Kambing / Domba

Kambing / Domba secara umun dilihat dari giginya. Jika gigi susunya telah tanggal/diganti (dua/sepasang gigi susu yang didepan) menandakan ternak tersebut telah berumur sekitar 12 - 18 bulan (Kambing dan domba),

  1. Sapi / Kerbau

Melihat catatan kelahiran ternak tersebut, pada pemiliknya Sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.  Sehatnya seekor ternak,   dapat dicirikan dari bulunya yang tampak mengkilat dan bersih. Bulu tersebut tidak berdiri dan kusam. Matanya bersinar (jernih). 

Ternak yang sehat sangat mudah dilihat dari cara makan dan minumnya, bila konsumsi makan dan minumnya baik (lahap), merupakan ciri hewan tersebut sehat. Bentuk tubuhnya harus standar. Pengertian standar untuk sapi dan kerbau, tulang punggungnya relatif rata, tanduknya seimbang dan keempat kakinya simetris serta postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya kombinasi perut, kaki depan, belakang, kepala dan lehernya seimbang. Selain itu, dapat pula dilihat pada bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali, sehingga air liurnya banyak keluar, atau nampak bahwa mulutnya terdapat bintil-bintil berwarna merah tentu hewan tersebut harus diwaspadai, mungkin mengidap penyakit. sedangkan ternak yang cacat, adalah karena salah satu bagian dari tubuhnya hilang atau rusak. Seperti misalnya tanduknya patah sebelah, tulang kakinya patah dsb.

II. Cara Mengetahui Bobot Hewan Ternak

Kalau di perusahaan besar, bobot sapi dan kerbau biasa ditimbang dengan timbangan ternak. 
Di pasar hewan ataupun dipingiran jalan , timbangan ternak ini tak dijumpai. Jual beli sapi, kerbau dan domba lebih banyak dengan cara “beuli bogoh” sehingga berat ternak acapkali diabaikan.



Namun untuk menaksirnya cukup dengan seutas tali untuk mengetahui taksiran bobot ternak,
Bila dicermati, penampang tubuh kerbau, sapi dan domba menyerupai bentuk geometris berupa tabung. Untuk mencari volume tabung harus diketahui luas alas dan tinggi. Dalam hal ini, lingkar dada hewan dapat diasumsikan sebagai luas alas bangun lingkaran dan panjang badan sebagai tinggi. Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang gumba melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk. Dengan memperhatikan volume organ kepala, kaki, ekor, dan massa jenis daging atau jeroan bakal diperoleh pendekatan untuk memperoleh berat hewan sebenarnya.

Para ahli akhirnya menemukan rumus untuk menghitung bobot ternak. menemukan rumus untuk mengetahui berat badan dengan cukup mengetahui satu komponen, yakni lingkar dada. Rumus itu yaitu

Bobot Badan (kg)       = {lingkar dada (cm) + 22} dikuadratkan  dibagi 100.

Mengadopsi rumus tabung dengan menampilkan formula, yakni

Bobot Badan (lubels) = {lingkar dada (inchi) dikuadratkan  x panjang badan (inchi) } dibagi 300. 

Rumus ini disesuaikan dengan mengonversi ke dalam satuan yang cocok dengan kehidupan masyarakat kita, yakni

Bobot Badan (kg)       = {lingkar dada (cm) kuadrat x panjang badan (cm)} dibagi 10840.

Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus itu diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi antara bobot taksir dan bobot timbangan. Hasilnya rumus kedua dan ketiga lebih mendekati berat real sapi sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10 persen. Sedangkan rumus Kesatu tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.

III . Menghitung berapa daging yang akan dihasilkan oleh seekor ternak.

Menghitung berapa daging yang akan dihasilkan oleh seekor ternak untuk sasaran kita kepada berapa orang daging ini akan dibagikan. Caranya adalah sebagai berikut :
Seekor sapi akan mampu menghasilkan karkas (tulang daging, tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan) sekitar (49 - 57) % dari berat hidup. Jika kita membeli seekor sapi dengan berat badan 400 kg, maka akan memperoleh karkas sekitar ( 196 – 228 ) kg.Dari sejumlah ini, akan mampu dihasilkan daging tanpa tulang ( boneless ) sekitar  75 % dari berat karkas atau sekitar (147 - 170 ) kg. Belum termasuk jeroan, kaki dan kepala.
Berat daging yang diperoleh sangat tergantung pula kepada perlakuan yang diberikan oleh kita selama sapi tersebut belum dipotong. Akibat jeleknya perlakuan sebelum dipotong, biasanya dapat menurunkan (susut berat badan) sampai dengan 5% dari berat badannya, bahkan bisa lebih tinggi lagi. Bila kita konversikan penyusutan 5 % dari berat sapi 400 kg, sekitar 20 kg berat hidup dengan nilai uang sebesar  20 Kg x Rp. 35.000,00 = Rp 700.000,00 per ekor (asumsi harga sapi saat Iedul Adha Rp. 35.000,00/kg berat hidup). 
Nilai yang cukup besar dari penyusutan ini hilang begitu saja. Jika ternak diperlakukan dengan baik, manfaat yang sebesar itu akan dapat dinikmati oleh banyak orang.
Seandainya, kita akan membagikan kepada yang berhak menerima daging qurban per bungkus per orang seberat 1 kg daging ditambah jeroannya, maka dari seekor sapi dengan berat badan 400 kg akan diperoleh sekitar (147 - 170) bungkus.

Dengan cara perhitungan yang sama, tetapi koefesien teknis yang berbeda, seekor domba/kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg (termasuk kelas A, pada Iedul Adha), akan menghasilkan karkas sekitar (41-49) % dari berat hidupnya atau sekitar (16,4 -19,6) Kg. Dari sejumlah tersebut diperoleh daging (boneless) sekitar 75 % dari berat karkas atau menghasilkan daging tanpa tulang sekitar (12,3 - 14,7) kg.  Seandainya, patokan pembagian daging qurban yang digunakan daging per bungkus seberat satu kg, maka untuk seekor domba/kambing, dengan berat hidup sekitar 40 kg akan diperoleh sekitar (12 - 15) bungkus daging.


IV. Keuntungan membeli ternak dengan timbang hidup

Ternak qurban umumnya dilakukan secara berat taksir kadangkala ada pula yang memberikan dengan harga timbang hidup. Untuk ini, harus dipertanyakan kapan dan dimana ditimbangnya. Sebab, selama proses penjualan ternak tersebut akan terjadi penyusutan, yang dapat mencapai lebih dari 10 %. Bagi orang awam sangat sulit menentukan tepatnya berat hidup berdasarkan nilai taksir penjualan. Untuk mengetahui berapa berat sebenarnya ternak yang kita beli, tidak ada jalan lain kecuali harus ditimbang. Kita dapat memperolehnya pada perusahaan peternakan atau pedagang yang menjual ternak qurban dengan timbangan hidup. Cara ini lebih menjamin konsumen, sehingga kita dapat memperkirakan berapa daging yang akan dihasilkan dari ternak yang dipotong.